Baju Tradisional yang Tak Lekang oleh Zaman
Perubahan waktu pemakaian juga berlaku di model dan warna baju khas Jawa ini. Dengan mengikuti perkembangan zaman, model baju tradisional ini juga berubah menjadi lebih modern dengan modifikasi bentuk, aksesori, serta warna-warna pop yang menyesuaikan tren busana saat itu. Perubahan ini menjadikan wanita masa kini tak merasa malu mengenakannya dan menjadikannya busana wajib pakai di momen-momen spesial.
Daerah yang kaum perempuannya mayoritas mengenakan kebaya adalah perempuan yang tinggal di Pulau Jawa. Tapi ternyata, baju tradisional ini tidak hanya berasal dari sana saja, ada juga beberapa perempuan dari daerah lain yang mengenakan kebaya sebagai busana sehari-hari mereka pada zaman dahulu. Salah satunya Pulau Bali.
Tiap jenis pakaian ini memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari bentuk, detail, aksesori, dan juga warna. Penasaran apa saja jenisnya dan yang membedakannya satu sama lain? Yuk, cek penjelasannya di bawah ini.
Artikel terkait: Rumah Kebaya, Rumah Adat Suku Betawi yang Unik dan Kaya Nilai Filosofi
Hantu Paling Menyeramkan yang ada di Indonesia, Ada yang Berani?
Senin, 14 Februari 2022 - 11:58 WIB
VIVA – Hantu paling menyeramkan tampaknya sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Tanah Air. Konon katanya, gambaran yang menyeramkan dan suara mengerikan membuat hantu ditakuti oleh banyak orang. Tidak sedikit yang lari terbirit-birit saat merasakan sosok tersebut. Masyarakat Indonesia sendiri sudah mengenal hal-hal mistis mulai dari pesugihan, dukun, sampai makhluk astral yang sangat melekat di dalam kehidupan masyarakat Tanah Air.
Tentunya kita sudah mengenal berbagai cerita makhluk halus seperti pocong, genderuwo, sampai kuntilanak yang konon katanya ada di setiap daerah di Indonesia. Sosok hantu ini semakin melekat lantaran kerap diangkat ke dalam film horor Indonesia. Tapi ternyata, selain ketiga sosok tersebut yang kerap menjadi perbincangan, masih ada banyak hantu paling menyeramkan di Indonesia yang wajib diketahui, berikut ulasan selengkapnya.
Jenis-Jenis Kebaya yang Ada di Indonesia
Kebaya Jawa berkiblat dari model baju tradisional Surakarta atau Solo atau Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu pakaian tradisional ini dikenal juga sebagai Kebaya Jogja. Jenis busana ini merupakan salah satu busana klasik klasik yang berasal dari Jawa Tengah, di mana dulunya hanya kalangan keraton atau bangsawan saja yang bisa mengenakannya.
Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari bahan-bahan yang halus, seperti sutera, brokat, atau nilon. Detail pada motifnya juga sederhana, hanya berupa bordiran pita emas yang mengelilingi lengan, leher, depan dada, hingga ke bawah baju. Lehernya berbentuk V dengan bagian kancing depan yang terlihat mengunci rapat dan bagian depan, bawahnya meruncing. Panjangnya sampai di bawah panggul bahkan ada yang sampai ke lutut.
Sebelum mengenakan pakaian ini, si pemakainya harus menggunakan dalaman yang disebut kemben terlebih dulu oleh karena bahan Kebaya Jogja biasanya sangat tipis. Kemben pada busana ini kemudian diperkuat lagi dengan melilitkan stagen di bagian perut. Di Jawa, stagen ini biasa disebut kain tapih pinjung atau kain jarik yang bermotif batik.
Melansir Kompas.com, jurnal Perubahan Nilai dan Filosofi Busana Kebaya di Jawa Tengah (2019) yang ditulis Ratna Endah Dkk, pemakaian busana tradisional ini dipadukan dengan batik atau kain (wiru) panjang dari pinggang hingga mata kaki. Tapi ujung wirunya harus menampakkan warna putih (bagian yang tidak dibatik) saat dilipat.
Banyak orang yang sulit membedakan antara Kebaya Jawa dengan Kebaya Solo. Pada busana khas Solo tidak ada motif pita emasnya, dan jika baju dikancingkan, bagian bawah depan baju juga tidak mengerucut.
Yang berbeda lagi, Kebaya Solo hanya menggunakan tiga warna dasar, yaitu hitam, cokelat, dan kuning dengan motif bunga-bunga di seluruh baju.
Pada kain, wirunya tidak boleh ada yang berwarna putih. Dalam artian, seluruh bagian wiru harus dibatik.
Kebaya Encim merupakan baju tradisional yang berasal dari Betawi di mana bentuknya perpaduan budaya atau akulturasi budaya dari budaya Betawi dan Tionghoa, yakni baju melayu dan baju Shanghai.
Bahan baju encim ini terbuat dari kain katun atau organdi yang dihias dengan bordiran bunga atau binatang di bagian kerahnya yang berbentuk V serta bagian perut hingga ke bawah baju.
Busana ini termasuk salah satu busana yang cukup tua umurnya, dan sudah ada sejak 500 tahun yang lalu. Nama ‘encim’ sendiri berasal dari bahasa Hokkien, salah satu etnis Tionghoa yang banyak tinggal di Jakarta yang artinya ‘bibi’.
“Oh, kebaya yang dipakai si Encim, lama-lama disebutnya kebaya Encim,” kata Antropolog Diyah Wara, melansir Journey of Indonesia (13/8/2018), menerangkan asal-usul nama Kebaya Encim.
Dulunya pakaian encim ini hanya dikenakan oleh perempuan-perempuan yang berasal dari golongan menengah atas, entah itu masyarakat pribumi, keturunan Tionghoa, atau orang Eropa yang tinggal di Nusantara. Tapi sekarang, siapapun bisa memakainya.
Warna-warna pada baju Encim umumnya cerah, seperti pink, biru langit, kuning, toska, dan lainnya. Tiap warna ini mengandung makna yang berbeda.
Kebaya dari budaya Jawa lebih terpengaruh dari noni-noni peranakan Belanda yang berwarna putih dan menggunakan renda. Misalnya saja putih-biru yang bagi orang Tionghoa dilambangkan sebagai kedukaan atau berkabung. Meski demikian, warna ini merupakan warna favorit noni-noni Belanda di masa itu.
Artikel terkait: 6 Artis Kenakan Kebaya Rayakan Galungan, Anggun dan Menawan!
Model baju tradisional ini sempat happening setelah tahun 2015. Tadinya modelnya banyak dikenakan oleh wanita paruh baya saja, tapi kemudian perempuan-perempuan muda juga ikut berlomba-lomba mengenakannya.
Bedanya Kutubaru dengan yang lain adalah tambahan kain di bagian dada yang menghubungkan bagian depan kiri dan kanan layaknya sambungan. Untuk mempermanis tampilan, biasanya si pemakai akan menambahkan bros di bagian dadanya.
Tambahan kain di depan ini dalam dunia jahit-menjahit disebut sebagai bef.
Pakaian tradisinoal yang dipakai di Bali ini punya ciri khas yang lebih unik lagi. Seperti busana tradisional Jepang, kebaya Bali digunakan dengan tambahan obi pada bagian pinggangnya. Ini mempertegas bentuk pinggang dan menambah kesan anggun pada si pemakainya.
Sementara sebagai bawahan, Anda bisa menambahkan kamen atau rok dari lilitan kain yang ditenun.
Warna pada baju tradisional ini biasanya berwarna cerah, Bunda. Ini menggambarkan keanggunan dan kecerian perempuan-perempuan Bali. Selendang yang dililitkan di bagian perutnya juga memiliki makna tersendiri. Yaitu, harapan agar perempuan Bali mampu menjaga rahimnya dan menjauhi hal-hal negatif yang dapat menimbulkan keburukan.
Artikel terkait: 5 Selebriti Curi Perhatian Saat Gunakan Kebaya Bali, Intip Yuk
Busana tradisional untuk wanita Madura disebut dengan Kebaya Rancongan dan baju aghungan. Karakter dari busana khas Madura ini hampir serupa dengan kebaya pada umumnya. Model pas di badan, berlengan panjang, warnanya terang (merah, biru, hijau) dan dilengkapi stagen atau odhet yang diikat di bagian perut. Bagian bawahnya menggunakan sarung batik bermotif lasem, storjan, atau tabiruan.
Untuk menyempurnakan tampilan, bersama baju aghungan juga dikenakan kalung brodong, yaitu kalung emas berbentuk rentengan biji jagung, juga shelter penthol atau giwang emas. Pada bagian dada disematkan hiasan emas berupa perahu berundak tiga.
Selain Kebaya Rancongan ada juga Kebaya Bengkal yang berasal dari Kabupaten Bangkalan. Bahannya dari beludru bersulam benang emas dengan merah sebagai warna dasar kain. Motifnya polos dan bentuknya pendek. Sebagai bawahan digunakan songket berbahan sutra merah bermotif kotak-kotak.
Bagaimana dengan Bunda, ada berapa jenis kebaya yang Bunda miliki saat ini di lemari?
Tak Hanya Elegan, 6 Pakaian Adat Jawa Tengah Lambang Kekayaan Khazanah Budaya
10 Potret Menawan Selebriti Maternity Shoot dengan Baju Tradisional Indonesia
10 Potret Gemas Anak Artis Pakai Baju Adat Jawa
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Hantu Kuyang di malam hari
Kujang merupakan jenis hantu yang mungkin bukan hanya dikenal di Kalimantan, tapi juga sudah tidak asing lagi untuk beberapa wilayah di Indonesia. Konon katanya, kuyang adalah sebuah sosok perempuan yang kerap menjalankan kehidupan dengan mempelajari ilmu hitam dan membuat dirinya mempunyai bentuk yang jauh berbeda dan sangat menyeramkan.
Kabarnya, ilmu hitam ini dianut dengan tujuan untuk mempunyai wajah selalu cantik dan kehidupan abadi. Berbicara mengenai wujud hantu, kuyang mempunyai kepala manusia dengan isi tubuh yang terurai tanpa kulit. Kuyang umumnya berkeliaran dengan terbang di malam hari untuk mencari darah bayi atau darah wanita setelah melahirkan.
Jelangkung merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara yang bersifat ritual supranatural. Permainan tersebut biasanya dilakukan sebagai ritual untuk memanggil arwah. Media yang dipakai untuk menampung makhluk halus atau energi supernatural yang dipanggil dalam permainan Jelangkung ini adalah sebuah gayung air. Gayung tersebut biasanya terbuat dari tempurung kelapa dan didandani pakaian serta bergagang batang kayu.
Hantu paling menyeramkan berikutnya adalah kuntilanak yang dalam bahasa Melayu adalah Pontianak atau Puntianak dan kerap disingkat sebagai kunti. Ini adalah hantu yang diyakini berasal dari perempuan hamil yang meninggal dunia atau perempuan yang meninggal dunia lantaran melahirkan dan anaknya belum sempat lahir.
Nama puntianak sendiri adalah singkatan dari perempuan mati beranak. Sosoknya sering digambarkan sebagai seorang wanita dengan memakai baju putih tampak sebagai jubah. Kuntilanak mempunyai wajah yang menyeramkan dengan rambut panjang terurai dan memiliki suara khas yang melengking.
Leak adalah sosok hantu yang tentunya sudah tidak asing lagi bukan hanya untuk masyarakat Bali, tapi juga masyarakat Indonesia. Leak digambarkan sebagai hantu dengan wujud berbentuk besar dengan mata besar dan gigi tajam.
Di siang hari, leak biasanya akan menyamar sebagai seorang manusia biasa. Leak akan beraksi di malam hari untuk mencari mangsa di kuburan. Mulai dari organ-organ tubuh manusia yang akan dipakai untuk membuat ramuan sihirnya.
Tentunya pocong adalah sosok hantu paling menyeramkan di Indonesia dan menjadi yang paling populer. Pocong adalah sosok yang mirip seperti jenazah yang dibungkus dengan kain kafan putih. Pocong sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang kemudian pemakaiannya meluas dalam bahasa Indonesia. Pocong biasanya akan muncul di daerah yang banyak ditumbuhi dengan pisang atau pohon bambu.
Genderuwo dikenal oleh masyarakat Jawa sebagai sebuah hantu dengan wujud tinggi besar, kekar, dan dipenuhi dengan bulu lebat di sekujur tubuhnya. Hantu paling menyeramkan ini memiliki kegemaran berdiam di pohon besar yang teduh atau sudut lembap yang gelap.
Cerita-cerita misteri yang mengatakan bahwa genderuwo kerap mengubah fisik menjadi seorang pria dan kemudian menghamili perempuan. Banyak orang yang mempercayai bahwa genderuwo merupakan arwah orang yang meninggal dunia dan belum mau naik ke akhirat.
Tuyul merupakan sosok hantu yang paling banyak tersebar di Indonesia, terutama pulau Jawa. Tuyul diwujudkan dengan anak kecil atau orang kerdil yang berkepala gundul dengan kulit keperakan dan bersuara seperti anak ayam. Tuyul dipekerjakan untuk mencuri uang. Tapi, sosok ini dipercaya terbentuk dari janin orang yang keguguran atau bayi yang meninggal saat lahir.
Sundel bolong merupakan salah satu mitos dari penduduk urban Indonesia yang mengatakan bahwa ada sesosok hantu wanita dengan rambut panjang dan bergaun putih. Akan tetapi, ia memiliki punggung bolong sehingga organ tubuhnya terlihat.
Sundel bolong diceritakan sebagai sosok perempuan yang tewas terbunuh lantaran diperkosa atau melahirkan anaknya di dalam kubur. Sosok ini paling melekat karena penampilan Suzana dalam deretan film horor tahun 80-an.
Gibran Rakabuming Raka mengatakan program makan bergizi gratis yang digagas oleh pemerintahannya mendapat banyak dukungan dari perempuan, terutama ibu-ibu.
Belanja di App banyak untungnya:
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) Budi Gunawan mengatakan, semua bandar judi online pasti akan ditindak, selama dia beroperasi dari wilayah Indonesia.
Budi mengingatkan bahwa penindakan-penindakan yang dilakukan belakangan ini masih terus dilanjutkan.
"Kapolri sudah menjelaskan, sepanjang bandarnya ada di Indonesia, pasti akan ditindak," ujar Budi di Istana, Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Baca juga: Dua Pekan Pemerintahan Prabowo, Polri Unjuk Gigi Ungkap Kasus Narkoba hingga Judi Online
Saat ditanya terkait bagaimana jika si bandar judi online berada di luar negeri, Budi tidak menjawab secara jelas.
Dia mengklaim tidak bisa membuka semua informasi perihal penindakan judi online.
"Ya nanti silakan, banyak hal yang tidak bisa kami buka, beri kesempatan kepada rekan-rekan dari desk judi online, nanti update akan kita lakukan sesuai dengan hasil," ucapnya.
Baca juga: Promosikan Judi Online, Sadbor dan Temannya Terancam 10 Tahun Penjara
Sementara itu, Budi mengingatkan bahwa Polri bekerja secara profesional. Bahkan, pegawai di Kementerian Komunikasi dan Digital yang terlibat judi online saja ditindak oleh polisi.
Budi menyebut pengembangan kasus judi online tidak semudah membalikkan telapak tangan.
"Di internal Kominfo, kita lihat Polri melakukan langkah profesional. Semua diproses ya. Kita tunggu perkembangan. Kan pengembangan kan perlu waktu, tidak semudah membalikkan tangan," imbuh Budi.
Kebaya merupakan salah satu pakaian adat untuk perempuan yang berasal dari beberapa suku di Indonesia. Jenis pakaian ini kemudian dijadikan pakaian nasional perempuan di Tanah Air yang kerap dikenakan di hari-hari besar Nasional.
Menurut Anda, ada berapa jenis kebaya yang ada di Indonesia dan berasal dari daerah mana sajakah pakaian ini? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini.
Kebaya berasal dari bahasa Arab, ‘Abaya’, yang artinya ‘jubah’ atau ‘pakaian longgar’. Berdasarkan penelusuran sejarah, konon bentuk awal baju tradisional ini mengikuti busana para permaisuri dan selir raja di Kerajaan Majapahit.
Pada abad ke-9 sebelum budaya Islam masuk, masyarakat Jawa masih mengenakan kain dan kemben di bagian dada. Dan saat budaya Islam masuk, dilakukanlah penyesuaian dengan menutup area dada tersebut.
Awalnya, hanya dibuat semacam outer dari kain tipis yang digunakan untuk menutupi bagian belakang tubuh, bahu, dan lengan. Maju ke abad 15-16, wanita Nusantara mulai mengenakan kebaya, tapi hanya priyayinya saja. Dan seiring bertambahnya waktu, pakaian tradisional ini mulai dikenakan semua golongan.
Pakaian ini selalu berhasil membuat pemakainya terlihat lebih anggun dan cantik. Dulunya, pakaian tradisional ini merupakan pakaian yang dikenakan wanita Indonesia sehari-hari, khususnya mereka yang tinggal di Pulau Jawa. Namun kini, pakaian ini hanya dipakai di hari-hari istimewa si pemakainya atau juga di acara-acara hari besar Nasional.
Wajah hantu di perairan kapal S.S Watertown.
Masyarakat di Sumatera tentunya sudah tidak asing lagi antu banyu sebagai hantu paling menyeramkan. Mereka meyakini bahwa antu banyu mendiami Sungai Musi dan Muara Dua. Tidak ada yang mengetahui seperti apa sosok hantu ini sebenarnya. Konon katanya, hantu tersebut berwujud seperti wanita berambut panjang dan memiliki bentuk tubuh yang berat.
Maka dari itu, ini adalah salah satu alasan kenapa perahu yang dinaiki oleh antu banyu akan tenggelam. Orang yang menaiki kapal tersebut akan dibunuh dan dimakan oleh antu bantu. Bila mayatnya ditemukan, akan tampak lubang di bagian ubun-ubun dan punggungnya.